Untukmu Teman - Brothers
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Bawaku ke daerah yang baru
Di sini kita pernah bertemu
Mencari warna seindah pelangi
Ketika kau menghulurkan tanganmu
Bawaku ke daerah yang baru
Dan hidupku kini ceria
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Mungkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjiNya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihNya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
Kini dengarkanlah
Dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu teman
Agar ikatan ukhuwah kan
Bersimpul padu
Kenangan bersamamu
Takkan ku lupa
Walau badai datang melanda
Walau bercerai jasad dan nyawa
Mengapa kita ditemukan
Dan akhirnya kita dipisahkan
Mungkinkah menguji kesetiaan
Kejujuran dan kemanisan iman
Tuhan berikan daku kekuatan
Mungkinkah kita terlupa
Tuhan ada janjiNya
Bertemu berpisah kita
Ada rahmat dan kasihNya
Andai ini ujian
Terangilah kamar kesabaran
Pergilah derita hadirlah cahaya
*************************************************
teman,
pinjam bahumu sebentar, boleh?
bukan aku ingin melihat cacat-cela bahumu,
aku cuma ingin menumpang
berehat sebentar...
teman,
pinjam telingamu sebentar, boleh?
bukan aku ingin menelek garis telingamu,
aku cuma ingin mengganggu
bercerita sebentar...
teman,
pinjam tanganmu sebentar, boleh?
bukan aku ingin merasai kasar tanganmu,
aku cuma ingin menyentuh
berhangatan sebentar...
teman,
maafkan aku
andai aku terlalu banyak meminjam darimu
usah gusar, usah bimbang
kerna aku sekadar hadir sebentar
sampai masa, akan aku undurkan diri...
pinjam bahumu sebentar, boleh?
bukan aku ingin melihat cacat-cela bahumu,
aku cuma ingin menumpang
berehat sebentar...
teman,
pinjam telingamu sebentar, boleh?
bukan aku ingin menelek garis telingamu,
aku cuma ingin mengganggu
bercerita sebentar...
teman,
pinjam tanganmu sebentar, boleh?
bukan aku ingin merasai kasar tanganmu,
aku cuma ingin menyentuh
berhangatan sebentar...
teman,
maafkan aku
andai aku terlalu banyak meminjam darimu
usah gusar, usah bimbang
kerna aku sekadar hadir sebentar
sampai masa, akan aku undurkan diri...
Ada sesuatu yang hilang dalam hidup aku kini. Yang menjadikan aku bagai batang tubuh yang isinya gabus, yang kosong, yang rapuh. Aku pernah memilikinya suatu masa dulu, yang seringkali aku jadikan azimat di kala jiwa aku ‘mati’. Aku pernah merasakan nikmatnya suatu masa dulu, yang membuatkan aku takkan melupakan kemanisannya hingga kini.
Aku senyum pada langit
Kerana di situ ada wajahnya
Aku senyum pada bintang
Kerana di situ ada dirinya
Aku seru pada mentari
Kerana di situ ada semangatnya
Aku seru pada rembulan
Kerana di situ ada jiwanya
Aku peluk sang bayu
Dengan mata yang pejam
Dengan tangan yang erat
Dengan ucap yang sayu
Aku rindukan dirinya… sesungguhnya…
Akan adilkah keadaan mengadili ku?
Akan belaskah alam menghukum ku?
Bilamana aku pesalah yang bingung
Yang mencari salahnya di mana?
Tapi,
Pesalah tetap pesalah
Tiada hak untuk bertanya
Tiada hak untuk mempertikai
Kerna,
Aku senyum pada langit
Kerana di situ ada wajahnya
Aku senyum pada bintang
Kerana di situ ada dirinya
Aku seru pada mentari
Kerana di situ ada semangatnya
Aku seru pada rembulan
Kerana di situ ada jiwanya
Aku peluk sang bayu
Dengan mata yang pejam
Dengan tangan yang erat
Dengan ucap yang sayu
Aku rindukan dirinya… sesungguhnya…
Akan adilkah keadaan mengadili ku?
Akan belaskah alam menghukum ku?
Bilamana aku pesalah yang bingung
Yang mencari salahnya di mana?
Tapi,
Pesalah tetap pesalah
Tiada hak untuk bertanya
Tiada hak untuk mempertikai
Kerna,
Hukuman tetap terlaksana…
"If you love somebody, let them go, for if they return, they were always yours. And if they don't, they never were." -- Kahlil Gibran
Macam best je bila aku baca quote tu… tapi, hakikatnya, secara praktikal, bukan semudah itu untuk melepaskan pergi seseorang yang kita amat sayang sekali. Betapa siksanya untuk berlawan dengan perasaan sendiri. Betapa sakitnya untuk menahan luka yang dalam menyucuk. Dan betapa sukarnya untuk menghapus darah yang mengalir darinya…
Bila difikir-fikir lagi, yang pahit, yang sakit, yang jadam itulah yang menjadi ubat mujarab. Dan yang manis, tak semestinya elok untuk ditelan. Kerana ia bisa menjadi suatu kesakitan yang tak tertanggung bila masa itu tiba.
Ada orang kata, itu kata-kata dari orang yang pengecut. Orang yang ‘kalah’ selalunya akan menggunakan quote seperti itu untuk mempertahankan dirinya dan demi untuk tidak mengambil apa-apa tindakan lagi. Boleh terima ke? Ih.. ih.. sungguhlah tidak elok berkata demikian. Sebabnya, itu hak memasing… betul tak?
Kita seharusnya bertindak atas kemampuan sendiri. Bukannya mengukur kemampuan berdasarkan kepada pengalaman orang lain. Hanya diri sendiri yang tahu sejauh mana kita boleh teruskan sesuatu usaha. Dan hanya diri sendiri juga yang tahu di batas mana kita pacakkan sesuatu “sayang” itu. Pengalaman orang lain hanya menyumbang sedikit sahaja sebagai sesuatu yang boleh dijadikan pengajaran dan bukannya dijadikan ukuran utama. Boleh gitu? Hehehe…
Melepaskan pergi orang yang disayangi bagai menyayat hati sendiri. Tapi, sebaliknya, ia bagai suatu usaha melepaskan diri sendiri dan orang yang disayang daripada terus dibelenggu oleh berbagai rasa yang adakalanya tak sanggup untuk dipikul. Bak kata orang, rela dalam keterpaksaan… gitulah adanya…
Lepaskan dia dengan rasa redha. Lepaskan dia dengan rasa sayang. Lepaskan dia berserta doa bahagia yang dihadiahkan. Mungkin di kehidupan yang akan datang, kita bisa bertemu dan hidup bersama…
Aku hanya aku… yang hanya punya satu hati, tapi punya sejuta sayang untuk mu…
Macam best je bila aku baca quote tu… tapi, hakikatnya, secara praktikal, bukan semudah itu untuk melepaskan pergi seseorang yang kita amat sayang sekali. Betapa siksanya untuk berlawan dengan perasaan sendiri. Betapa sakitnya untuk menahan luka yang dalam menyucuk. Dan betapa sukarnya untuk menghapus darah yang mengalir darinya…
Bila difikir-fikir lagi, yang pahit, yang sakit, yang jadam itulah yang menjadi ubat mujarab. Dan yang manis, tak semestinya elok untuk ditelan. Kerana ia bisa menjadi suatu kesakitan yang tak tertanggung bila masa itu tiba.
Ada orang kata, itu kata-kata dari orang yang pengecut. Orang yang ‘kalah’ selalunya akan menggunakan quote seperti itu untuk mempertahankan dirinya dan demi untuk tidak mengambil apa-apa tindakan lagi. Boleh terima ke? Ih.. ih.. sungguhlah tidak elok berkata demikian. Sebabnya, itu hak memasing… betul tak?
Kita seharusnya bertindak atas kemampuan sendiri. Bukannya mengukur kemampuan berdasarkan kepada pengalaman orang lain. Hanya diri sendiri yang tahu sejauh mana kita boleh teruskan sesuatu usaha. Dan hanya diri sendiri juga yang tahu di batas mana kita pacakkan sesuatu “sayang” itu. Pengalaman orang lain hanya menyumbang sedikit sahaja sebagai sesuatu yang boleh dijadikan pengajaran dan bukannya dijadikan ukuran utama. Boleh gitu? Hehehe…
Melepaskan pergi orang yang disayangi bagai menyayat hati sendiri. Tapi, sebaliknya, ia bagai suatu usaha melepaskan diri sendiri dan orang yang disayang daripada terus dibelenggu oleh berbagai rasa yang adakalanya tak sanggup untuk dipikul. Bak kata orang, rela dalam keterpaksaan… gitulah adanya…
Lepaskan dia dengan rasa redha. Lepaskan dia dengan rasa sayang. Lepaskan dia berserta doa bahagia yang dihadiahkan. Mungkin di kehidupan yang akan datang, kita bisa bertemu dan hidup bersama…
Aku hanya aku… yang hanya punya satu hati, tapi punya sejuta sayang untuk mu…
Aku Ada Karena Kau Ada (Radja)
cinta adalah anugerah yang Kuasa
yang bila terasa betapa indahnya
sungguh lemah diriku
tak berarti hidupku
bila tak ada dirimu
andai ku bisa akan ku balas
semua yang pernah engkau berikan
terima kasih dariku
atas ketulusanmu
menyayangi diriku
aku ada karena kau pun ada
dengan cinta
kau buat diriku hidup selamanya
aku ada karena kau pun ada
dengan cinta
kau buat diriku hidup selamanya
andai ku bisa akan ku balas
semua yang pernah engkau berikan
terima kasih dariku
atas ketulusanmu
menyayangi diriku
aku ingin senyap seketika...
aku ingin diam sementara...
menyimpan kata dalam diri
menyimpan rasa dalam hati
aku ingin senyum pada mentari
aku ingin marah pada rembulan
kerna itu mungkin lebih baik
kerna itu tiada yang bisa terluka
maafkan aku kawan
maafkan aku sahabat
maafkan aku kekasih
kerna terkadang aku hilang siuman...
aku ingin diam sementara...
menyimpan kata dalam diri
menyimpan rasa dalam hati
aku ingin senyum pada mentari
aku ingin marah pada rembulan
kerna itu mungkin lebih baik
kerna itu tiada yang bisa terluka
maafkan aku kawan
maafkan aku sahabat
maafkan aku kekasih
kerna terkadang aku hilang siuman...
Aku Yang Kau Panggil Sayang (Khairul Idlan)
Aku yang kau panggil sayang
Ingin menghampiri masa-masa silam
Engkau yang ku panggil sayang
Pernah meneroka hati ini
Detik kemanisan pun berlalu
Ke manakah janji mu yang suci
Aku yang kau panggil sayang
Ingin ku mengutip sisa-sisa cinta
Engkau yang ku panggil sayang
Menampakkan hala persimpangan
Tanpa meninggalkan kata-kata
Bila kau kan kembali...lagi
Seraut wajah sering ku usap
Dalam mimpi kita pun bersenda
Siang ku menyebut mu
Di malam sunyi ku di goda rindu
Aku yang kau panggil sayang
Dalam kegelapan ku mencari kasih
Engkau yang ku panggil sayang
Mungkin kali ini kehilangan
Berikan daku saat terakhir..
Mengusap muka mu oh sayang...
***************************************************
kadang-kadang kita tak kisah kan kalau orang sakitkan hati kita... tapi, bila orang yang kita sayang buat sesuatu yang boleh menyakitkan hati, alahaiii terasa benar tusukannya! macam dah tak larat nak berdiri, tak larat nak bercakap dibuatnya... dan airmata pun boleh terkorban dibuatnya. betapa hebat penangannya... ih.. ih..
"awak... ketahuilah, sakit tau menanggung rasa nih bila awak buat mende-mende gitu. saya nak marah, tak sampai hati. jadi, saya terima je la apa awak buat pun. walaupun hakikatnya, hati saya sakit, airmata saya tertumpah. demi awak, saya jadi insan penyabar... demi awak juga, saya pujuk diri sendiri... sebab saya tahu, awak tentunya tidak akan tahu sakit yang saya tanggung nih... takpelah..."
kadang-kadang kita tak heran pun kalau orang lain buat muka comel beserta dengan lawak jenaka yang melucukan... tapi, bila orang yang kita sayang buat aksi-aksi gitu, alahaiii terasa benar dialah yang paling comel sekali dalam dunia nih... sampai berairmata kita gelakkan dia tak henti-henti... siap boleh teringat-ingat sampai bila-bila lagi! hehehe...
"awak... percayalah cakap saya, awak memang comel bila buat aksi gitu tau! saya selalu terhibur. saya gembira bila tengok awak gembira jugak. saya tak sangka awak nih pandai jugak buat saya yang sengal nih terketawa mengekek-ngekek ye. bila awak beraksi comel gitu, saya selalu doakan, janganlah ini saat terakhir kita bersama... sebab saya rasa diri saya "hidup" bila awak mengisinya dengan gelak tawa dan usikan manja awak tu. terima kasih ye awak... saya sayang awak tau!"
dan selalunya, diam-diam, dalam diri, aku bisikkan pada hati...
"sabar k... suka ke duka ke, tanggunglah sendiri... redhalah biarpun apa jua yang harus dilalui. gagahkanlah diri... kuatkanlah semangat... cekalkanlah hati... teruslah tersenyum biarpun hatimu terluka..."
Aku yang kau panggil sayang
Ingin menghampiri masa-masa silam
Engkau yang ku panggil sayang
Pernah meneroka hati ini
Detik kemanisan pun berlalu
Ke manakah janji mu yang suci
Aku yang kau panggil sayang
Ingin ku mengutip sisa-sisa cinta
Engkau yang ku panggil sayang
Menampakkan hala persimpangan
Tanpa meninggalkan kata-kata
Bila kau kan kembali...lagi
Seraut wajah sering ku usap
Dalam mimpi kita pun bersenda
Siang ku menyebut mu
Di malam sunyi ku di goda rindu
Aku yang kau panggil sayang
Dalam kegelapan ku mencari kasih
Engkau yang ku panggil sayang
Mungkin kali ini kehilangan
Berikan daku saat terakhir..
Mengusap muka mu oh sayang...
***************************************************
kadang-kadang kita tak kisah kan kalau orang sakitkan hati kita... tapi, bila orang yang kita sayang buat sesuatu yang boleh menyakitkan hati, alahaiii terasa benar tusukannya! macam dah tak larat nak berdiri, tak larat nak bercakap dibuatnya... dan airmata pun boleh terkorban dibuatnya. betapa hebat penangannya... ih.. ih..
"awak... ketahuilah, sakit tau menanggung rasa nih bila awak buat mende-mende gitu. saya nak marah, tak sampai hati. jadi, saya terima je la apa awak buat pun. walaupun hakikatnya, hati saya sakit, airmata saya tertumpah. demi awak, saya jadi insan penyabar... demi awak juga, saya pujuk diri sendiri... sebab saya tahu, awak tentunya tidak akan tahu sakit yang saya tanggung nih... takpelah..."
kadang-kadang kita tak heran pun kalau orang lain buat muka comel beserta dengan lawak jenaka yang melucukan... tapi, bila orang yang kita sayang buat aksi-aksi gitu, alahaiii terasa benar dialah yang paling comel sekali dalam dunia nih... sampai berairmata kita gelakkan dia tak henti-henti... siap boleh teringat-ingat sampai bila-bila lagi! hehehe...
"awak... percayalah cakap saya, awak memang comel bila buat aksi gitu tau! saya selalu terhibur. saya gembira bila tengok awak gembira jugak. saya tak sangka awak nih pandai jugak buat saya yang sengal nih terketawa mengekek-ngekek ye. bila awak beraksi comel gitu, saya selalu doakan, janganlah ini saat terakhir kita bersama... sebab saya rasa diri saya "hidup" bila awak mengisinya dengan gelak tawa dan usikan manja awak tu. terima kasih ye awak... saya sayang awak tau!"
dan selalunya, diam-diam, dalam diri, aku bisikkan pada hati...
"sabar k... suka ke duka ke, tanggunglah sendiri... redhalah biarpun apa jua yang harus dilalui. gagahkanlah diri... kuatkanlah semangat... cekalkanlah hati... teruslah tersenyum biarpun hatimu terluka..."
Aku terima mesej ni…
“Jauh mana…”
“Jarak kita…”
“Lama mana…”
“Pun x jumpa…”
“Kita TETAP…”
“PANDANG Bulan yg sama… slmt malam :-)”
aku tersenyum waktu ni sebagaimana ikon tu jugak. Tentunya dia turut sedang tersenyum waktu mesej ini dihantar… terima kasih adikku…
sebenarnya, aku sedang dalam kereta waktu ini. Makan burger ayam dalam kereta yang sedang dihidupkan enjinnya, yang sedang memainkan lagu-lagu jiwang melalui siaran sinar fm, yang sedang diparkir di tempat letak kereta bersebelahan flat tinggi aku tuh… hehehehe…
sebelum mesej ini sampai, aku sedang leka mengelamun sebab terikut-ikut dibuai perasaan oleh lagu-lagu lama yang aku suka… hehehe… sempat menjiwang dalam kereta! Ahaksss ;) dan aku turut sempat melihat ke luar tingkap kereta keadaan sekeliling yang gelap. Tapi, aku perasan sesuatu, bila aku dongakkan kepala sedikit, kelihatannya langit bagaikan bercahaya. Ehh… bulan mengambang penuh ler! Subhanallah… cantiknya bulan malam ni…! Entah kenapa, mata aku terpaku pada bulan yang terang ini… dan aku senyum sorang-sorang… bagaikan tiada apa dalam ingatan aku waktu ini.
Tapi, bila aku dikejutkan oleh bunyi henfon aku sendiri, cepat-cepat kekaguman aku pada bulan hilang… terperanjat seyyy! Hahahaha… orang berangan, gitu le… padan muka! :P
Terkedu! Macam tau je aku tengah pandang bulan waktu tu, dan aku mendapat mesej tadi. Ih.. ih.. sekali lagi aku mengucap, “subhanallah…” hebatnya kuasaMu, tuhan… menciptakan satu rasa dalam dua jiwa yang jauh dalam waktu yang agak serentak!
Dan aku pandang semula pada bulan yang berseri… sambil senyum lagi…Wahai bulan, hiburkanlah hatinya sebagaimana kau telah hiburkan hatiku sebentar tadi dengan seri indah cahayamu… dan jangan lupa, sampaikan salamku padanya, yang sentiasa merinduinya bila dia hilang daripada pandangan mataku… yer… aku rindukan dia!
“Jauh mana…”
“Jarak kita…”
“Lama mana…”
“Pun x jumpa…”
“Kita TETAP…”
“PANDANG Bulan yg sama… slmt malam :-)”
aku tersenyum waktu ni sebagaimana ikon tu jugak. Tentunya dia turut sedang tersenyum waktu mesej ini dihantar… terima kasih adikku…
sebenarnya, aku sedang dalam kereta waktu ini. Makan burger ayam dalam kereta yang sedang dihidupkan enjinnya, yang sedang memainkan lagu-lagu jiwang melalui siaran sinar fm, yang sedang diparkir di tempat letak kereta bersebelahan flat tinggi aku tuh… hehehehe…
sebelum mesej ini sampai, aku sedang leka mengelamun sebab terikut-ikut dibuai perasaan oleh lagu-lagu lama yang aku suka… hehehe… sempat menjiwang dalam kereta! Ahaksss ;) dan aku turut sempat melihat ke luar tingkap kereta keadaan sekeliling yang gelap. Tapi, aku perasan sesuatu, bila aku dongakkan kepala sedikit, kelihatannya langit bagaikan bercahaya. Ehh… bulan mengambang penuh ler! Subhanallah… cantiknya bulan malam ni…! Entah kenapa, mata aku terpaku pada bulan yang terang ini… dan aku senyum sorang-sorang… bagaikan tiada apa dalam ingatan aku waktu ini.
Tapi, bila aku dikejutkan oleh bunyi henfon aku sendiri, cepat-cepat kekaguman aku pada bulan hilang… terperanjat seyyy! Hahahaha… orang berangan, gitu le… padan muka! :P
Terkedu! Macam tau je aku tengah pandang bulan waktu tu, dan aku mendapat mesej tadi. Ih.. ih.. sekali lagi aku mengucap, “subhanallah…” hebatnya kuasaMu, tuhan… menciptakan satu rasa dalam dua jiwa yang jauh dalam waktu yang agak serentak!
Dan aku pandang semula pada bulan yang berseri… sambil senyum lagi…Wahai bulan, hiburkanlah hatinya sebagaimana kau telah hiburkan hatiku sebentar tadi dengan seri indah cahayamu… dan jangan lupa, sampaikan salamku padanya, yang sentiasa merinduinya bila dia hilang daripada pandangan mataku… yer… aku rindukan dia!
***********************************************************
Kasih (Ku Pinjam Wajah Mu) (Teacher’s Pet)
Kemana jua aku mengarah
Pandangan ku menggambarkan wajahmu
Oh Kasihku dilangit tinggi
Di lautan yang sedang menari
Biarpun aku memejam mata
Pandangan masih menggambar wajahmu
Berseri di cermin hati
Di taman impian kuimpikan
Kasih wajah kau ku jadikan
Azimat penguat semangat
Bisaku gagahi cabaran yang datang
Kasihku harap kau sudi maafkan aku yang meminjam
Wajahmu mengisi kekosongan hati
Diriku yang semakin tenggelam
Ke dasar sepi yang tak bertepi
Diriku yang semakin tenggelam
Ke dasar cinta yang tak bertepi
Biarpun aku memejam mata
Pandangan masih menggambar wajahmu
Berseri di cermin hati
Di taman impian kuimpikan
Kasih wajah kau ku jadikan penyuluh
Pabila malam gelap menyelimuti
Kembara ku menjejak bahagia
Dengan bayang malam ditindih malam
Memerah ke titis akhir ketulusanku
Diriku yang semakin tenggelam
Ke dasar sepi yang tak bertepi
Diriku yang semakin tenggelam
Ke dasar cinta yang tak bertepi
Kasih ku pinjam wajahmu